Makalah Konseling
MAKALAH KONSELING
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami
panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyusun sebuah makalah yang membahas tentang “Pengertian, Tujuan, dan
Arah Pelayanan Bimbingan dan Konseling” meskipun bentuknya sangat jauh dari
kesempurnaan, selanjutnya salawat dan salam kami kirimkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia dari alam
kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Dalam penulisan makalah, kami
memberikan sejumlah materi yang terkait dengan materi yang disusun secara
langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh pembaca.
Dan kami juga ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada dosen yang membimbing mata Pelajaran Bimbingan dan
Konseling atas bimbingannya pada semester ini meskipun baru memasuki awal Mata
Pelajaran. Kami juga mengharapkan agar makalah ini dapat dijadikan pedoman
apabila, pembaca melakukan hal yang berkaitan dengan makalah ini, karena apalah
gunanya kami membuat makalah ini apabila tidak dimanfaatkan dengan baik.
Sebagai manusia biasa tentu kami
tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini dengan baik, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari dosen
pembimbing mau pun pembaca.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………….. i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………... 1
C. Tujuan……………………………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian BK…………………………………………………………………….... 2
B. Tujuan BK………………………………………………………………………...... 5
C. Arah Pelayanan BK…………………………………………………………….......
8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………… 11
B. Saran……………………………………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sangat banyak masalah – masalah di
sekolah terutama pada siswa itu sendiri yang tidak dapat diselesaikan dengan
pengajaran oleh guru biasa di sekolah, untuk menyelesaikan masalah pada setiap siswa
di sekolah sangat di perlukan Bimbingan dan Konseling, tapi sebelum itu agas Bimbingan dan Konseling dapat terlaksana
dengan baik, salah satu syarat yang perlu dan mutlak adalah di kuasainya
pengertian yang tepat mengenai Bimbingan dan Konseling itu oleh semua personil
sekolah yang terlibat dalam kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Bimbingan dan Konseling merupakan
dua kata yang seolah – olah selalu di pakai dalam saat yang bersamaan, sehingga
sepintas lalu orang banyak menganggap keduanya memiliki arti yang sama. Dalam
hal tertentu istilah Bimbingan dan Konseling itu dapat berarti sama, namun
dalam hal tertentu pula istilah tersebut akan mempunyai arti yang berbeda.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari
latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalahnya sebaga berikut:
1.
Apa
pengertian Bimbingan dan Konseling?
2.
Apa saja
tujuan Bimbingan dan Konseling?
3.
Pelayanan apa saja yang ada dalam Bimbingan
dan Konseling di sekolah?\
C. TUJUAN
Dapat menjelaskan keterkaitan, tujuan
bimbingan dan konseling di sekolah, serta pelayanan yang ada pada Bimbingan dan
konseling kepada calon tenaga pendidik agar tidak terjadi kesalah pahaman
mengenai identifikasi Bimbingan dan konseling yang sebenarnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN BK
Secara
etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu “bimbingan”
(terjemahan dari kata “guidance”) dan
“konseling” (diambil dari kata “counseling”).
Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang
tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral (Tohirin, 2011: 15).
1. Pengertian Bimbingan
a) Pengertian
Bimbingan Secara Etimologi
Menurut Winkel dalam Tohirin (2011:
15-16) istilah “bimbingan” merupakan terjemahan dari kata “guidance”. Kata “guidance”yang
kata dasarnya “guide”memiliki beberapa arti :
a) menunjukkan jalan (showing the way),
b) memimpin (leading),
c) memberikan petunjuk (giving instruction),
d) mengatur (regulating),
e) mengarahkan (governing), dan
f) memberi nasihat (giving advice).
b) Pengertian Bimbingan Secara
Terminologi
a. Miller (1961) dalam Surya (1988),
menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk
mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan
penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk
madrasah), keluarga, dan masyarakat (Tohirin, 2011: 16-17).
b. Selanjutnya Surya (1988) mengutip
pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang
diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki pribadi
baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang (individu) dari setiap usia
untuk menolongnya mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan
sendiri, dan memikul bebannya sendiri (Tohirin, 2011: 17).
c. Menurut
Stoops mengemukakan bimbingan adalah suatu proses terus – menerus dalam hal
membantu individu dalam perkembangannya untuk mencapai kemampuansecara maksimal
dalam mengarahkan manfaat yang sebesar – besarnya bagi dirinya maupun
masyarakatnya. (kutipan Djumhur dan M. Surya 1975).
d. Djumhur dan
M. Surya memberikan batasan tentang
bimbingan, yaitu suatu proses pemberian bantuan terus menerus dan sistematis kepada
individu dalam memecahkan masalah yang di hadapinya, agar tercapai kemampuan
untuk memahami dirinya sendiri (self understanding), kemampuan untuk menerima
dirinya sendiri (self accaptance), kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri
(self direction) dan kemampuan untuk merealisir diri sendiri (realization),
sesuai dengan potensi dan kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan
lingkungan.
Jadi,
dapat diambil kesimpulan bahwa BIMBINGAN berarti : bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan
berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam
suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku
2. Pengertian
Konseling
1) Pengertian
Konseling Secara Etimologi
Istilah konseling diadopsi dari
bahasa Inggris “counseling” di dalam
kamus artinya dikaitkan dengan kata “counsel”
memiliki beberapa arti, yaitu nasihat (to
obtain counsel), anjuran (to give
counsel), dan pembicaraan (to take counsel).
Berdasarkan arti di atas, konseling secara etimologis berarti pemberian
nasihat, anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran (Tohirin, 2011:
21-22).
2) Pengertian
Konseling Secara Terminologi
a. Mortensen (1964) menyatakan bahwa konseling
merupakan proses hubungan antarpribadi d mana orang yang satu membantu yang
lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya
(Tohirin, 2011: 22).
b. James Adam
mengemukakan bahwa konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua
orang individu di mana seorang Counselor membantu Counsele supaya ia lebih baik
memahami dirinya dalam hubungan dengan masalah hidup yang dihadapinya pada
waktu itu dan waktu yang akan datang. (kutipan Djumhur dan M. Surya (1975) .
c. Rogers
(1982) mengemukakan bahwa konseling adalah serangkaian kegiatan hubungan
langsung antar individu, dengan tujuan memberika bantuan kepadanya dalam
merubah sikap dan tingkah lakunya.
d. Mortensen
dan Schmuller dalam bukunya berjudul Guidance
in today’s school (1964) mengemukakan konseling adalah suatu proses
hubungan seseorang dengan seseorang di mana yang seseorang di bantu oleh yang
lainnya untuk meningkatan pengertian dan kemampuan dalam menghadapi masalahnya.
e. Wren dalam
bukunya yang berjudul student person al
work in college, berpendapat bahwa konseling adalah pertalian pribadi yang
dinamis antara dua orang yang berusaha memecahkan masalah dengan
mempertimbangkan bersama sama, sehingga akhirnya orang yang lebih muda atau
orang yang mempunyai kesulitan yang lebih banyak di antara keduanya di bantu
oleh orang lain untuk memecahkan masalahnya berdasarkan penentuan diri sendiri.
f. Williamson
dan Foley dalam bukunya Counseling and
Dicipline mengemukakan bahwa konseling adalah suatu situasi pertemuan
langsung di mana yang seorang terlibat dalam situasi itu karena latihan dan
keterampilan yang dimilikinya atau karena mendapat kepercayaan dari yang lain,
berusaha menolong yang kedua dalam menghadapi, menjelaskan, memecahkan, dan menanggulangi
masalah penyesuaian diri.
g. Sedangkan menurut American Personnel
and Guidance Association (APGA) mendefinisikan konseling sebagai suatu hubungan
antara seorang yang terlatih secara profesional dan individu yang memerlukan
bantuan yang berkaitan dengan kecemasan biasa atau konflik atau pengambilan
keputusan (Tohirin, 2011: 23).
Kesimpulan
yang dapat diambil mengenai pengertian KONSELING adalah kontak atau hubungan timbal balik antara dua
orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh
keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma
yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien (siswa).
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Bimbingan dan Konseling (BK) adalah proses bantuan atau pertolongan
yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui
pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli
memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu
memecahkan masalahnya sendiri.
B.
TUJUAN BK
Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk
siswa baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam
hubungan pribadi, sosial, belajar, karier; melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Tujuan bimbingan dan
konseling, yaitu untuk membantu memandirikan siswa dalam mengembangkan
potensi-potensi mereka secara optimal.
Sudrajat (2008) menyatakan bahwa pelayanan BK di sekolah
diarahkan pada ketercapaian tujuan pendidikan dan tujuan pelaksanaan konseling.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK dalam
penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya
tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling, yaitu
terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya
pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan pengentasan
masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri, dan bahagia.
Kemudian Winkle (2005:32) mengemukakan bahwa tujuan
pelayanan BK yaitu supaya orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani
menjadi mampu menghadapi tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas
mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu dalam membuat pilihan-pilihan secara
bijaksana serta mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara memadai.
Secara Umum, Ada 5 tujuan yang akan
di capai siswa dengan usaha bimbingan dan konseling di sekolah:
1.
Untuk mengenal diri sendiri dan
lingkungannya.
Dengan mengenal diri sendiri dan
lingkungannya, diharapkan siswa dapat melihat hubungan dan kemungkinan yang
tersedia serta memperkirakan apa yang dapat mereka capai sesuai dengan diri
mereka sendiri. Dengan kata lain mereka mampu untuk mengenal kelebihan dan
kekurangan mereka.
2.
Untuk dapat menerima diri sendiri
dan lingkungan secara positif dan dinamis.
Maksudnya mereka dapat menerima
keterbatasan yang mereka miliki, dengan mengenal keterbatasan diharapkan mereka
mampu menerima apa yang ada atau apa adanya yang terdapat pada diri
mereka secara positif dan dinamis.
3.
Untuk dapat mengambil keputusan
sendiri tentang berbagai hal.
Kenyataan menunjukan bahwa seseorang
yang dapat menentukan sendiri dari suatu hal tanpa dipaksa oleh pihak lain,
akan memberikan kepuasan tersendirimbagi dirinya sendiri.
4.
Untuk dapat mengarahkan diri
sendiri.
Sejalan dengan tujuan sebelumnya,
bimbingan dan konseling menginginkan agar pada akhirnya siswa mampu mengarahkan
diri mereka sendiri yang di dasarkan pada keputusan yang mereka ambil sesuai
dengan apa yang ada pada diri mereka.
5.
Untuk dapat mewujudkan diri sendiri.
Dengan pengenalan diri dan
lingkungan, mengambil keputusan sendiri, dan dengan mengarahkan diri sendiri,
akirnya di harapkan siswa dapat mewujudkan dirinya sendiri.
Secara khusus, bimbingan
dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial (afektif), belajar
(akademik/kognitif), dan karier (psikomotorik).
1. Tujuan
bimbingan dan konseling yang terkait aspek pribadi-sosial siswa adalah:
1) Memiliki komitmen yang kuat dalam
mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, baik
dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya,
sekolah/madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
2) Memiliki sikap toleransi terhadap
umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya
masing-masing.
3) Memiliki pemahaman dan penerimaan
diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan
maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
4) Memiliki sikap positif atau respek
terhadap diri sendiri dan orang lain.
5) Memiliki kemampuan untuk melakukan
pilihan secara sehat.
6) Bersikap respek terhadap orang lain,
menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat dan harga
dirinya.
7) Memiliki rasa tanggung jawab, yang
diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas dan kewajibannya.
8) Memiliki kemampuan berinteraksi
sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan
persahabatan, persaudaraan, atau silahturahmi dengan sesama manusia.
9) Memiliki kemampuan dalam
menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri)
maupun dengan orang lain.
2. Tujuan
bimbingan dan konseling yang terkait aspek belajar (akademik) siswa adalah:
1) Memiliki kesadaran tentang potensi
diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul
dalam proses belajar yang dialaminya.
2) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar
yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai
perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar
yang diprogramkan.
3) Memiliki motifasi yang tinggi untuk
belajar sepanjang hayat.
4) Memiliki keterampilan atau teknik
belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, menggunakan kamus,
mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
5) Memiliki keterampilan untuk
menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar,
mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu,
dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka
mengembangkan wawasan yang lebih luas.
6) Memiliki kesiapan mental dan
kemampuan untuk menghadapi ujian.
3. Tujuan
bimbingan dan konseling yang terkait aspek karier siswa (kebanyakan bagi siswa
SMA) adalah:
1) Memiliki pemahaman diri (kemampuan,
minat, dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
2) Memiliki pengetahuan mengenai dunia
kerja dan informasi karier yang menunjang kematangan kompetensi karier.
3) Memiliki sikap positif terhadap
dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa
rendah diri, asal bermakna bagi dirinya dan sesuai dengan norma agama.
4) Memahami relevansi kompetensi
belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau
keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita kariernya masa depan.
5) Memiliki kemampuan untuk membentuk
identitas karier, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan
(persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek
kerja, dan kesejahteraan kerja.
6) Memiliki kemampuan merencanakan masa
depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran
yang sesuai minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
7) Dapat membentuk pola-pola karier,
yaitu kecenderungan arah karier. Apabila seorang siswa bercita-cita menjadi
seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan
yang relevan dengan karier keguruan tersebut.
8) Mengenal keterampilan, kemampuan dan
minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karier amat dipengaruhi oleh
kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu
memahami kemampuan dan minatnya dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan
apakan ia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
C. ARAH PELAYANAN BK
a. Pelayanan Dasar
Pelayanan mengarah kepada terpenuhinya
kebutuhan siswa yang paling elementer, yaitu kebutuhan makan dan minum, udara
segar, dan kesehatan, serta kebutuhan hubungan sosio-emosional. Orang tua, guru
dan orang-orang yang dekat (significant persons) memiliki peranan paling
dominan dalam pemenuhan kebutuhan dasar siswa. Dalam hal ini, Guru BK atau
Konselor pada umumnya berperan secara tidak langsung dan mendorong para
significant persons berperan optimal dalam memenuhi kebutuhan paling elementer
siswa.
b. Pelayanan Pengembangan
Pelayanan untuk mengembangkan
potensi peserta didik sesuai dengan tahap-tahap dan tugas-tugas
perkembangannya. Dengan pelayanan pengembangan yang cukup baik siswa akan dapat
menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya dengan wajar, tanpa beban yang
memberatkan, memperoleh penyaluran bagi pengembangan potensi yang dimiliki
secara optimal, serta menatap masa depan dengan cerah. Upaya pendidikan pada
umumnya merupakan pelaksanaan pelayanan pengem-bangan bagi peserta didik. Pada
satuan-satuan pendidikan, para pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran
dominan dalam penyelenggaraan pengembangan terhadap siswa. Dalam hal ini,
pelayanan BK yang dilaksanakan oleh Guru BK atau Konselor selalu diarahkan dan
mengacu kepada tahap dan tugas perkembangan siswa.
c. Pelayanan Teraputik,
Pelayanan untuk menangani
pemasalahan yang diakibatkan oleh gangguan terhadap pelayanan dasar dan
pelayanan pengembangan, serta pelayanan pemi natan. Permasalahan tersebut dapat
terkait dengan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kehidupan keluarga,
kegiatan belajar, karir. Dalam upaya menangani permasalahan peserta didik, Guru
BK atau Konselor memiliki peran dominan. Peran pelayanan teraputik oleh Guru BK
atau Konselor dapat menjangkau aspek-aspek pelayanan dasar, pelayanan pengem-bangan,
dan pelayanan peminatan.
d. Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/ Pendalaman
Minat Studi Siswa
Pelayanan yang secara khusus tertuju
kepada peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik sesuai dengan
konstruk dan isi kurikulum yang ada. Arah peminatan/lintas minat/pendalaman
minat ini terkait dengan bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir
dengan menggunakan segenap perangkat (jenis layanan dan kegiatan pendukung)
yang ada dalam pelayanan BK. Pelayanan peminatan/lintas minat/pendalaman minat
peserta didik ini terkait pula dengan aspek-aspek pelayanan pengembangan
tersebut di atas.
e. Pelayanan Diperluas
Pelayanan dengan sasaran di luar
diri siswa pada satuan pendidikan, seperti personil satuan pendidikan, orang
tua, dan warga masyarakat lainnya yang semuanya itu terkait dengan kehidupan
satuan pendidikan dengan arah pokok terselenggaranya dan suskesnya tugas utama
satuan pendidikan, proses pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi
siswa. Pelayanan diperluas ini dapat terkait secara langsung ataupun tidak
langsung dengan kegiatan pelayanan dasar, pengembangan peminatan, dan pelayanan
teraputik tersebut di atas (agassigudangmahasiswa.blogspot.co.id).
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari satu segi dapat kita lihat
bahwa Bimbingan dan Konseling memiliki arti yang sama yaitu proses pemberian
bantuan terhadap seseorang, atau sekelompok orang. Dari segi lain konseling merupakan
alat dalam pemberian bimbingan, konseling juga merupakan alat yang paling ampuh
dalam keseluruhan program bimbingan atau dengan kata lain konseling merupakan
titik sentral dari keseluruhan kegiatan bimbingan. Tujuan dari Bimbingan dan
Konseling yaitu (a) Untuk dapat mewujudkan diri sendiri. (b) Untuk dapat
mengarahkan diri sendiri. (c) Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang
berbagai hal. (d) Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara
positif dan dinamis. (e) Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya.
Bimbingan dan Konseling memiliki arah pelayanan seperti pelayanan dasar,
pelayanan pengembangan, terapeutik, dan peminatan.
B. SARAN
Seorang guru bisa dinilai memiliki
mutu kerja yang berkualitas jika bisa membimbing siswa dengan baik, jadi
hendaknya mendalami dan menguasai bidang Bimbingan dan Konseling agar jika
terjadi masalah yang di hadapi peserta didik hendaknya membimbing mereka agar
menjadi pribadi yang berkualitas pula.
DAFTAR
PUSTAKA
Hikmawati,
Fenti. 2011. Bimbingan Konseling.
Jakarta : Rajawali Pers.
Syahril, Riska Ahmad. 1987. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Padang: Angkasa
Raya.
Syamsu,
Yusuf dan Ahmad Juntika. 2005. Landasan
Bimbingan dan Konseling.Bandung: Rosdakarya.
Tohirin.
2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah
dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta : PT Grafindo Persada.
pada satuan-pendidikan-dasar-dan-menengah-kurikulum-2013-2/
pelayanan.html
Komentar
Posting Komentar