Makalah Kasus Dimas Kanjeng
MAKALAH
TENTANG DIMAS KANJENG

Disusun Oleh :
Kelompok : 2
- Andini Yuliani
- Erik Widianto
- Deni Darmawan
- Fitri Handayani
Kelas X. 6
SMA NEGERI 1 PANGKALAN
KARAWANG
2016/2017
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENAGNTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
Kisah lengkap Dimas
Kanjeng Taat Pribadi terjerat kasus pembunuhan
2.2 Bunker dan uang 1
triliun
Tega menghabisi nyawa dua
santrinya
2.4 Wajah-wajah tokoh
nasional
2.5 Mengaku Tuhan
2.6 Penyetor terbanyak
2.7 Dinobatkan jadi raja
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada 22/9/2016 kemarin benar benar di tangkap
polisi setelah beberapa tahun tidak bisa mengungkap kepalsuan uang yang di
produksinya. Namun bukan karena uang itu palsu atau asli ternyata kali ini
ditangkap karena jadi tersangka mendalangi pembunuhan 2 santrinya yang
bernama Abdul Gani yang ditemukan tewas di daerah Wonogiri Jawa Tengah dan
Ismail tewas di daerah Kecamatan Tegal Siwalan, Kabupaten Probolinggo”.
Polisi menjemput paksa Dimas Taat Pribadi karena sudah 3 kali di panggil untuk dimintai keterangan namun tidak datang juga, akhirnya Polda Jatim mengerahkan sekitar 2.500 personil pasukan gabungan yang terdiri dari pasukan Brimob Polda Jatim dan pasukan gabungan dari sejumlah polres jajaran. Tak hanya itu, Polda juga mengerahkan sejumlah kendaraan taktis, water canon dan barakuda.
Dengan
jumlah ribuan polisi mendatangi padepokanya yang ada di Dusun Cangkelek, desa
Wangkal, Kecamatan Gading, Kab. Probolinggo, Jawa Timur. Kedatangan polisi yang
berjumlah banyak itu dengan alasan para santrinya akan melawan, karena didapati
beberapa senjata tajam yang dibawa oleh santrinya.
Kepolisian Daerah Jawa Timur mengindikasikan motif pembunuhan yang dilakukan Dimas Kanjeng terhadap dua santrinya terjadi karena takut kegiatan padepokan yang menyimpang terbongkar. Kegiatan padepokan yang menyimpang adalah aktivitas menggandakan uang.
Saat ini Dimas Kanjeng Taat Pribadi, sudah
ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Jawa Timur sebagai otak pelaku
pembunuhan. Sebelumnya polisi juga telah menangkap dan menahan 10 orang
santri Dimas Kanjeng karena kasus pembunuhan tersebut. “Polisi akan menjerat
Dimas Kanjeng Taat Pribadi dengan pasal pembunuhan berencana,” dengan hukuman
maksimal 18 tahun penjara.
1.2
Tujuan
Untuk mengetahui tentang terjadinya phenomena
yang sedang terjadi di daerah dan mengambil hikmahnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kisah lengkap Dimas Kanjeng Taat Pribadi terjerat kasus
pembunuhan
Kabar penangkapan guru besar padepokan Dimas
Kanjeng Taat Pribadi menggegerkan publik. Pria tambun yang dikenal memiliki
“kesaktian” menggandakan uang itu ditangkap lantaran diduga terlibat pembunuhan
dua santrinya.
Dimas Kanjeng ditangkap polisi pada Kamis
(22/09/2016) lalu. Kini, ia menjadi penghuni rumah tahanan Mapolda Jawa Timur.
Polisi tak sembarangan menggelar
operasi untuk membekuk Dimas Kanjeng. Butuh strategi khusus untuk menciduknya
dari padepokan di RT 22, RW 08, Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan
Gading, Kabupaten Probolinggo. Ya, Dimas Kanjeng dikenal sebagai sosok dengan
ratusan, bahkan ribuan pengikut setia. Para pengikutnya pun disebut santri.
Dalam penangkapan itu, Polda Jatim
harus menurunkan 1.782 personel yang dipimpin langsung Wakapolda Jatim Brigjen
Pol Gatot Subroto. Pasukan terdiri atas 400 personel Polres Probolinggo dan
1.382 personel polda.
Berangkat pukul 23.00 dari Polda
Jatim, pukul 01.00 pasukan tiba di Kabupaten Probolinggo. Mereka berkumpul di
lapangan Desa Wangkal, Kecamatan Gading. Tepat pukul 08.00, penggerebekan yang
berakhir dengan penangkapan Dimas usai.
Tak hanya melibatkan ribuan pasukan.
Pihak kepolisian juga melibatkan para ulama dan ketua ormas di Kabupaten
Probolinggo saat menggerebek Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi kemarin
(22/9) di RT 22, RW 08, Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading.
Para ulama Majelis Ulama Indonesia
(MUI), Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah berperan penting dalam
menenangkan ribuan santri Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Sejumlah pengurus teras MUI
Kabupaten Probolinggo terlibat langsung dalam penggerebekan tersebut. Yakni,
Ketua Umum K.H. Munir Kholili, Sekretaris Umum K.H. Syihabuddin Sholeh, dan
Sekretaris Yasin. Selain mereka, ada Ketua PC NU Kraksaan K.H. Achmad Suja’i,
Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Probolinggo Muhammad Fadhol, dan Ketua
Al-Irsyad H. Ahmad Banawir.
Mayat-mayat Mr X di Jawa Timur
Kapolda Jatim Irjen Anton Setiadji
menyatakan, tersangka mengakui perbuatannya sejak berada di dalam kendaraan
taktis yang membawanya ke Surabaya dari padepokannya di Probolinggo. Pengakuan
tersebut kemudian dituangkan dalam berkas pemeriksaan penyidikan kasus itu.
Orang nomor satu di jajaran
kepolisian di Jatim tersebut menambahkan, polisi masih menyelidiki kemungkinan
adanya korban lain yang dihabisi Taat dan anak buahnya. Sebab, di Jatim banyak
temuan mayat. “Mayat itu tanpa identitas. Masih diselidiki lagi,” ucapnya waktu
itu.
2.2 Bunker dan uang 1 triliun
Sejak menangkap Dimas Kanjeng, polisi menerima banyak informasi terkait aktivitas rahasia yang selama ini dilakukannya. Salah satunya, keberadaan bunker di sejumlah tempat. Bunker itu disebut-sebut sebagai tempat menyembunyikan uang.
Beredar informasi, ada uang
tersangka yang dititipkan kepada seseorang di Jakarta. Nilainya mencapai Rp 1
triliun. “Semua info-info ini masih kami dalami,” imbuh Anton sebagaimana
dilansir JPNN.
Soal aset, itu penting karena
sejumlah foto dan bukti menunjukkan adanya uang berpeti-peti lebih dari Rp 1
triliun. Ada tumpukan uang setinggi manusia. Jika benar, bisa jadi itu
merupakan penipuan individual terbesar yang pernah dilakukan. Jumlahnya mungkin
lebih tinggi dibanding pembobolan Bapindo oleh Eddy Tansil senilai Rp 1,3
triliun.
2.2 Tega menghabisi nyawa dua santrinya
Dimas Kanjeng ditangkap lantaran diduga sebagai otak pembunuhan Ismail Hidayah dan Abdul Ghani, yang merupakan anggota padepokan. Ada beberapa versi motif mengapa Dimas Kanjeng menghabisi dua anggotanya itu.
Yang pertama, tersangka diduga
menghabisi dua korban terkait aktivitasnya di padepokan. Korban merupakan
koordinator pengepul uang dari korban yang ingin menggandakan uang. Korban juga
bertitel salah satu sultan yang ditunjuk Dimas Kanjeng.
Korban mengetahui duit yang
digandakan itu tidak bisa cair sesuai janjinya. Karena itu, dia berencana
melaporkan dan membongkar aktivitas tersebut. Rencana itu terdengar sampai ke
telinga Dimas Kanjeng. Korban kemudian dipanggil dengan dalih akan dipinjami
uang. Saat dipanggil itulah, korban dihabisi.
Sementara itu, Kabidhumas Polda
Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono menjelaskan, penetapan tersangka
Dimas Kanjeng lantaran dia diduga sebagai otak pembunuhan mantan anggota
padepokan, Abdul Ghani yang motifnya adalah persaingan bisnis di padepokan yang
berupa perekrutan santri.
Menurut dia, Abdul Ghani telah
merekrut melebihi jumlah santri yang sudah direkrut Taat Pribadi. Diduga, Taat
Pribadi takut kalah pamor. Dengan begitu, dia menghubungi Abdul Ghani ke
padepokan. Di tempat itu, Abdul Ghani dihabisi.
2.4 Wajah-wajah tokoh nasional
Dimas Kanjeng berusaha menunjukkan kedekatannya dengan tokoh nasional. Tujuannya, calon korban percaya bahwa dia dekat dengan tokoh elit.
Dimas Kanjeng berusaha menunjukkan kedekatannya dengan tokoh nasional. Tujuannya, calon korban percaya bahwa dia dekat dengan tokoh elit.
Di ruang tamu di rumahnya, terpajang
sederet foto dengan pejabat tinggi negara. Antara lain, mantan Kapolri Jenderal
Purn Badrodin Haiti, Jaksa Agung M. Prasetyo, Gatot Nurmantyo, dan lain-lain.
Dalam keterangan foto, gambar itu diambil di istana negara. Dimas Tata terlihat
mengenakan jas lengkap dengan dasi.
Para santri bertahan di tenda
Beberapa hari setelah guru besar Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi ditangkap polisi, ternyata ratusan santri yang berasal dari berbagai daerah seluruh Tanah Air masih tetap bertahan di sekitar padepokan yang terletak di Probolinggo.
Beberapa hari setelah guru besar Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi ditangkap polisi, ternyata ratusan santri yang berasal dari berbagai daerah seluruh Tanah Air masih tetap bertahan di sekitar padepokan yang terletak di Probolinggo.
Orang-orang setia Dimas Kanjeng ini
tinggal di tenda-tenda yang dibuat secara sederhana. Para santri ini mengaku
setia menunggu guru besarnya kembali ke padepokan.
Tenda-tenda yang terbuat dari terpal
plastik, dihuni ratusan santri di padepokan tersebut.
Agung salah satu santri dari
Purwakarta misalnya, pria pensiunan dari BUMN ini mengaku senang menjadi santri
Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Bahkan saat disinggung soal uang mahar
yang jumlahnya tidak sedikit, Agung yang sudah 4 tahun menjadi santri ini
mengaku ikhlas. “Uang tersebut merupakan bentuk perjuangan santri untuk
padepokan,” ujar Agung dengan lugunya.
2.5 Mengaku Tuhan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur bersyukur kedok Dimas Kanjeng terbongkar. Bila tidak, bisa jadi pria tambun tersebut bakal mengaku sebagai nabi, bahkan Tuhan.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur bersyukur kedok Dimas Kanjeng terbongkar. Bila tidak, bisa jadi pria tambun tersebut bakal mengaku sebagai nabi, bahkan Tuhan.
MUI Jatim menemukan banyak bacaan
istigasah yang tidak cocok di padepokan itu bila dibandingkan dengan istigasah
yang lain. MUI Jatim juga menemukan bahwa Dimas Kanjeng kerap berkata bahwa ia
adalah Tuhan, suatu ucapan yang sangat tidak pantas.
“Ucapannya kira-kira seperti ini,
‘Ingsun iki (saya ini) Tuhan.’ Itu kan sama saja seperti ajaran Syeh Siti Jenar
yang mengajarkan wahdatul wujud yang berarti orang itu adalah zat Tuhan itu
sendiri,” kata Ketua MUI Jatim, Abdusshomad Buchori sebagaimana dilansir DetikNews.
Selain itu, Abdusshomad juga
menemukan apa yang disebut sebagai selawat fulus di dalam istigasah yang
digelar Padepokan Dimas Kanjeng. Secara arti kata, fulus adalah uang. Namun
Abdusshomad enggan mengartikan itu.
“Artikan saja sendiri. Saya ada itu
bacaannya, tapi enggak hafal. Dan bacaan itu nggak ada di kitab manapun. Itu
cuma gawen-gawen (dibuat-buat) saja,” lanjut Abdusshomad.
2.6 Penyetor terbanyak
Satu demi satu korban Dimas Kanjeng angkat bicara. Ada korban yang berasal dari luar Jawa. Salah satunya adalah almarhumah Najemiah Muin yang merupakan seorang juragan tanah asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Satu demi satu korban Dimas Kanjeng angkat bicara. Ada korban yang berasal dari luar Jawa. Salah satunya adalah almarhumah Najemiah Muin yang merupakan seorang juragan tanah asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Najemiah sudah lama diketahui
sebagai salah seorang pengikut Dimas Kanjeng. Bahkan, di Sulsel dia menjadi
penyetor uang terbanyak ke Yayasan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Nilainya
fantastis. Disebut-sebut mencapai Rp 200 miliar.
Hal tersebut disampaikan menantu
Najemiah, Soefian Abdullah kepada Fajar (Jawa Pos Group). Fian, sapaan Soefian
Abdullah, mengaku sudah menelusuri langsung kebenaran nilai setoran itu.
Di Makassar Najemiah memang memiliki
banyak tanah. Sebagian besar berada di kawasan Tanjung Bunga. Menurut Fian,
rata-rata tanah tersebut sudah dijual. Dana dari hasil penjualan itulah yang
disetor ke Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Sejak menjadi pengikut Dimas
Kanjeng, posisi Najemiah di Probolinggo cukup disegani. Saat masih hidup,
ketika ada pertemuan, dia selalu duduk di samping Dimas Kanjeng. Bahkan, dia
dianggap sebagai orang tua Dimas Kanjeng. Panggilannya Bunda.
”Saya pernah bertemu langsung dengan
perwakilan Dimas Kanjeng di Jakarta beberapa bulan lalu. Namanya Abah. Bunda
(Najemiah, Red) sudah meninggal waktu itu,” kata Fian.
“Waktu itu rencananya dilakukan
pengisian saldo atau istilahnya pembagian uang. Katanya, Bunda akan mendapatkan
Rp 18 triliun. Tetapi, kami disuruh sabar dan sampai saat ini tidak ada,”
lanjut suami putri Najemiah, Muhyina Muin, itu.
Saat itu, Fian mengklarifikasi
langsung soal setoran Najemiah yang mencapai Rp 200 miliar. Abah membantah. Dia
bilang hanya Rp 45 miliar.
Fian sudah memperingatkan Najemiah
saat baru menjadi santri Dimas Kanjeng. Namun, sang mertua tidak mau mendengar.
Pada satu kesempatan, Fian pernah diajak ke Padepokan Probolinggo.
2.7 Dinobatkan jadi raja
Tak hanya seorang kiai, Dimas
Kanjeng juga memiliki gelar raja. Gelar tersebut diperolehnya secara resmi dari
Asosiasi Kerajaan dan Kesultanan Idonesia (AKKI). Senin, 11 Januari 2016, telah
digelar jumenengan atau penobatan Dimas Kanjeng Taat Pribadi sebagai seorang
raja. Kini ia resmi menjadi Raja Anom dengan gelar Sri Raja Prabu Rajasa
Negara. Raja Anom adalah jabatan kebangsawanan yang sebelumnya turun temurun
didapatkan oleh raja-raja Majapahit.
Prosesi jumenengan itu
diadakan di pendopo agung Padepokan Dimas Kanjeng. Dua puluh empat raja dan sultan
dari penjuru Indonesia dan Asia Tenggara menghadiri acara tersebut. Penobatan
dilakukan oleh Sri Lalu Gedhe Parmanegara selaku Eksekutif Nasional AKKI.
Beberapa bangsawan yang menghadiri jumenengan
tersebut antara lain, Tengku Suriansyah dari Kesultanan Aceh, Andi Bato Anwar
dari Kerajaan Maros, Sulawesi Selatan, dan Sultan Demak Bintoro Sultan Surya
Alam.
Pengguna akun YouTube Iyzat
Pratama mengunggah video liputan jumenengan itu dari salah satu saluran
televisi. Dalam video yang diunggah Januari 2016 itu, ada prosesi lain setelah jumenengan.
Dalam acara itu juga diungkap
rencana awal pembangunan keraton. Sebuah prasasti yang ditandatangani raja-raja
yang menghadiri jumenengan menjadi izin pembangunan keraton yang direncanakan
berlokasi di Desa Wangkal, Probolinggo.
Nah ini nih videonya:
Dan menurut Solopos, heboh
sosok Dimas Kanjeng sebenarnya sudah berlangsung sejak 2012 silam gara-gara
salah satu video yang memperlihatkan aksi Dimas Kanjeng tercatat diunggah pada
25 Januari 2013. Video itu diberi judul “Neo Smith.”
Dalam video itu Dimas Kanjeng duduk
di sebuah bangku. Dengan gamis putih dan sorban, dia merogoh sesuatu dari
belakang gamis. Tak lama uang Rp100.000 diambilnya.
Tak berhenti sampai di situ, dia
lantas menyebar uang itu ke depan yang sudah ada tumpukan uang Rp100.000 dan
Rp50.000-an di lantai. Beberapa orang pria tampak berada di sekitar uang itu.
Tak diketahui jelas dari mana uang itu berasal.
Tanpa bersuara, Dimas Kanjeng terus
merogoh sesuatu di belakangnya. Lagi-lagi uang Rp100.000 digenggamnya dan
kemudian disebar lagi di depannya.
Video ini bukan satu-satunya yang
mempertontonkan aksi Dimas Kanjeng. Dalam video lain pria ini membuat aksi
menakjubkan lain.
Bak atraksi sulap, dia
memperlihatkan bagaimana cara menghasilkan uang secara gaib. Video berjudul
Kyai Dimas Kanjeng Taat Pribadi mengeluarkan uang gaib Dimas Kanjeng
memperlihatkan tumpukan uang Rp100.000-an yang disebar di lantai.
Uang-uang itu lantas ditatap oleh
sejumlah pria yang tampak bertelanjang dada. Dalam video ini, lagi-lagi Dimas
Kanjeng beraksi tanpa suara. Dia tidak menjelaskan darimana uang itu berasal.
Tidak dijelaskan pula bagaimana tumpukan uang itu bisa muncul.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpupan
Kasus
Dimas Kanjeng ini merupakan kasus penipuan yang berantai hingga pembunuhan dan
pemalsuan. Anehnya, banyak orang yang percaya pada ilmu Dimas Kanjeng yang
sangat jelas bahwa itu penipuan dan orang yang berpendidikan pun juga sama.
Kegilaan akan materi dan nafsu untuk melipatgandakan uang dengan cara yang
sangat cepat telah membutakan orang-orang ini. Semoga kasus ini dapat
menyadarkan masyarakat akan penipuan uang dan investasi bodong. Sebelum saya
tutup inilah video demonstrasi Dimas Kanjeng dalam mengeluarkan
"uang"nya. https://www.youtube.com/watch?v=WSkZW8JVhCU
Komentar
Posting Komentar