Makalah Karyawisata Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sehingga orang tua tidak boleh menganggap bahwa pendidikan anak hanyalah tanggung jawab sekolah. Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk membina  kepribadiannya agar sesuai dengan norma-norma atau aturan di dalam masyaratakat. Setiap orang dewasa di dalam masyarakat dapat menjadi pendidik, sebab pendidik merupakan suatu perbuatan sosial yang mendasar untuk petumbuhan atau perkembangan  anak didik menjadi manusia yang mampu berpikir dewasa dan bijak.
            Orang tua sebagai lingkungan pertama dan utama dimana anak berinteraksi sebagai lembaga pendidikan yang tertua, artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan.  Sehingga orang tua berperan sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga. Balson (1999:17) menyatakan bahwa
Untuk memahami anak dan jasmaninya, kecerdasan, kehidupan sosial serta perkembangan emosinya, menuntut bahwa orang tua perlu memiliki pengetahuan tentang tingkah laku sedemikian hingga mereka dapat menyesuaikan keputusan-keputusan mengenai anak-anak mereka dan dapat bertindak dalam cara yang ditata untuk mendorong perkembangan anak.
Anak-anak belajar dan tumbuh dalam tiga lingkungan yang sangat berpengaruh, yaitu: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Terdapat keterkaitan yang kuat antara tiap lingkungan dalam memberi pengaruh positif untuk anak-anak, keluarga, dan sekolah, ketika sekolah dapat menjangkau para orang tua dan secara aktif  melibatkan orang tua untuk mendukung dan mendorong anak-anak mereka dalam belajar dan berkembang.
Keluarga sebagai lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi dalam perkembangan kepribadian anak  dan  mendidik anak dirumah, serta fungsi keluarga/orang tua dalam mendukung pendidikan di sekolah. Untuk dapat menjalankan fungsi tersebut secara maksimal,  orang tua harus memiliki kualitas diri yang memadai, sehingga anak-anak akan berkembang sesuai dengan harapan. Artinya orang tua harus memahami hakikat dan peran mereka sebagai orang tua dalam membesarkan anak, membekali diri dengan ilmu tentang pola pengasuhan yang tepat, pengetahuan tentang pendidikan yang dijalani anak, dan ilmu tentang perkembangan anak.
1.2.Rumusan Masalah
Ø  Bagaimana Cara melibatkan orang tua dalam kegiatan di luar kelas?
Ø  Bagaimana karya wisata dilakukan?
Ø  Bagaimana cara Membuat perlengkapan atau bahan program kegiatan pengembangan ?
Ø  Bagaimana cara Memperbaiki Peralatan Atau Alat Permainan Di Luar Kelas ?
Ø  Bagaimana sitem peminjaman dan Membawakan Buku Dan Mainan Untuk Anak-Anak ?
1.3.Tujuan Penulisan
Ø  mengetahui Cara melibatkan orang tua dalam kegiatan di luar kelas.
Ø  Menjelaskan Bagaimana karya wisata dilakukan.
Ø  Mengetahui cara Membuat perlengkapan atau bahan program kegiatan pengembangan.
Ø  Mengetahui cara Memperbaiki Peralatan Atau Alat Permainan Di Luar Kelas.
Ø  menjelaskan sitem peminjaman dan Membawakan Buku Dan Mainan Untuk Anak-Anak



BAB II
PEMBAHASAN
Cara Melibatkan Orang Tua Dalam Kegiatan Di Luar Kelas Yang Mendukung Proses Kegiatan Belajar
Pada kegiatan belajar 1 anda telah mempelajari cara melibatkan orang tua dalam proses kegiatan belajar di kelas. Mudah-mudahan uraian tersebut dapat memberikan tambahan wawasan dagi anda dalam melibatkan orang tua untuk kepentingan kegiatan pengembangan/pembelajaran anak usia dini. Dalam kegiatan belajar 2 ini anda akan mempelajari cara melibatkan orang tua dalam kegiatan di luar kelas yang mendukung proses kegiatan belajar. Silahkan cermati uraian di bawah ini dengan baik agar pemahaman anda lebih mantap.
2.1.Kegiatan Karyawisata
Karyawisata dalam konteks kegiatan pengembangan anak, mempunyai arti tersendiri yang berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Sedangkan karyawisata disini berarti kunjungan keluar kelas  dalam rangka belajar . sebagai cntoh guru mengajak anak-anak ke kebun binatang untuk mengenali berbagai jenis binatang yang ada disana, selama satu jam perjalanan.
Dengan demikian, karyawisata ini tidak mengambil tempat yang jauh dari lembaga PAUD dan tidak memerlukan waktu yang lam. Sedangkan karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour.
Tujuan pelaksanaan karyawisata, Antara lain :
1.      Untuk mencari keterangan hal tertentu. Dalam pembelajaran di lembaga PAUD seringkali ada sumber-sumber keterangan atau sumber informasi yang tidak dapat di peroleh anak di ruangan kelas. Oleh Karena itu, perlu dicari sumber-sumber informasi yang lebih lengkap. Diantaranya melalui eksplorasi objek yang sebenarnya dalam kegiatan karyawisata.
2.      Melatih sikap anak. Kegiatran pengembangan anak yang banyak dilakukan saat ini lebih banyak berorientasi dan bertumpu pada engembangan kognitif, padahal seharusnya tidak hanya itu. Kegiatan pengembangan juga harus berorientasi pada pengembangan aspek sikap dan keterampilan. Kegiatan yang hanya dilakukan di kelas sering menjebak para pendidik untuk hanya berorientasi pada aspek kognitif, hal ini mungkin saja disebabkan tebatasnya interaksi antara nak-anak dengan sumber informasi yang lain misalnya melalui interaksi dengan lingkungan masyarakat sekitar.
3.      Membangkitkan minat anak. Jika pengembangan kegiatan anak hanya diarahkan pada penguasaan keterampilan yang sangat terbatas seperti kemampuan menguasai keterampilan yang sederhana dan hanya sekedar menghafalkan sesuatu fakta, maka minat anak untuk mengenali sesuatu akan sangat terbatas. Oleh kernanya orentasi kegiatan pengembangan harus diubah dan diperkaya dengan tujuan yang lebih menyeluruh. Salah satu cara efektif daalah dengan mendorong anak untuk memanfaatkan fotensi-fotensi lingkungan di sekutar masyarakat yang ada sehingga mereka bukan hanya sekedar menghafal fakta namun mereka pun memperoleh untuk informasi lain seperti mencoba, mengamati dan bahkan mempraktikan sesuatu.
4.      Mengembangkan apresiasi terhadap sesuatu. Salah satu aspek sikap yang penting di kembangkan pada diri anak adalah kemampuan mengapresiasi sesuatu. Kemampuan mengapresiasi sesuatu harus dilakukan dengan banyak melakukan interaksi dengan orang lain. Dalam konteks seperti ini pemanfaatan lingkungan sekitar masyarakat akan dapat membantu anak dalam mengembangkan kemampuan mengapresiasi sesuatu.
5.      Menikmati pengalaman-pengalaman baru. Lingkungan Sekitar  masyarakat merupakan sumber kegiatan pengembangan anak yang sangat kaya informasi. Informasi tersebut bukan hanya informasi yang berbentuk fakta-fakta saja namun anak-anak dapat mengamati proses sesuatu secara langsung, pengalaman-pengalaman belajar tersebut tentunya merupakan sumber belajar yang kaya bagi anak sehingga berbagai dimensi perkembangan dan perilaku anak dapat dikembangkan secara seimbang dan holistic. (menyeluruh)


Adapun manfaat yang dipeoleh melalui karyawisata ini adalah :
1.      Mendorong anak belajar dengan mengamati sendiri benda-benda sehingga memperoleh pengalaman langsung. Karyawisata dapat mempasilitasi anak mempelajari objek yang sebenarnya (hand`s on ). Pengalaman belajar seperti ini sangat mengesankan bagi anak Karena mereka tidak hanya memperoleh informasi secara verbal tenteng sesuatu akan tetapi di hadapkan pada objek yang sebenarnya. Tentu saja pengalaman belajar seperti ini sangat bermakna bagi anak Karena salah satu karakteristik anak adalah memperoleh pengetahuan melalui hal-hal yang bersifat konkret.
2.      Mengadakan pemahaman ( insight ) terhadap lingkungan yang terdekat. Pemahaman terhadap lingkungan hanya akan dapat dilakukan anak jika mereka langsung berinteraksi dengan lingkungan masyarakat dan sekitarnya. Proses insight ini sangat sulit diwujudkan jika kegiatan pengembangan anak hanya dilakukan dalam kelas Karena adanyaketerbatasan objek-objek dalam menstimulasi pemahaman ( insight ) anak tersebut. Pemahaman yang dilakukan anak dalam prosesnya membutuhkan beragam sumber pengalaman yang dapat dibandingkan, direnungkan, dan dimaknai menjadi suatu pemahaman untuk yang dimiliki anak.
3.      Mengadakan integrase pembelajaran di kelas agar pemahaman belajar tidak terlepas dari kehidupan masyarakat. Pembelajaran di kelas pada umumnya terisolasi terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Hal yang wajar pada saat anak kembali ke lingkungan masyarakat, sering kali menemui hal-hal yang kurang di kenalinya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan konteks  pengalaman belajar yang diperoleh di kelas dengan apa yang diminati dan dirasakan di lingkungan masyarakat. Oleh Karena itu karyawisata dapat dijadikan wahana untuk mengintegrasikan perbedaan karakteristik kedua lingkungan tersebut sehingga anak mampu berpikir secara integral dalam memandang kelas dan lingkungan masyarakat dimana dia tinggal.
4.      Membangkitkan minat siswa untuk menyelidiki dan menemukan sesuatu yang baru. Karyawisata sangat memungkinkan anak-anak untuk mengungkap sesuatu yang tidak mereka peroleh di kelas. Pengalaman belajar yang bersifat kontekstual dan muncul seketika ( emergent ) sering muncul melalui karyawisata ini sehingga pengetahuan dan wawasan anak menjadi semakin berkembang dan kaya.
5.      Menciptakan kepribadian yang komplit pada guru dan siswa. Karyawisata diarahkan untuk mempasilitasi pengintegrasian pengalaman belajar yang tidak hanya berorientasi pada aspek kognitif, namun juga sikapdan keterampilan. Keutuhan aspek perilaku ini perlu dicapaisehingga kegiatan anak dapat mencapai kemampuan individu anak secara integral.
6.      Mengajarkan seni hidup bersama dengan yang lain, seperti duduk, makan, tidur bersama-sama. Pengalaman anak untuk berinteraksi secara bebas dan santai namun bernuansa edukatif bukan suatu yang mudah diperoleh anak jika tidak diprogramkan dengan baik dengan memilih metode yang tepat seperti karyawisata. Melalui karya wisata inilah anak difasilitasi untuk mengembangkan kemampuan berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitar masyarakat sehingga kemampuan anak dalam berinteraksi dengan orang lain semakin terbina.
Kegiatan karyawisata ini sangat memungkinkan untuk melibatkan para orang tua mengingat biasanya kegiatan seperti ini membutuhkan bantuan ornang tua, apalagi jika karyawisata dilakukan dalam bentuk study tour dimana jarak objek yang dikunjunginya cukup jauh dan memakan waktu yang lama. Dalam kegiatan ini orang tua dapat berperan menjadi bagian dari kepanitiaan yang dibentuk. Oleh karenanya agar memudahkan peran orang tua, pendidik harus menyusun deskripsi pekerjaan dari tugas kepanitiaan tersebut.
Selain sebagai anggota panitia, dalam pelaksanaannya orang tua dapat membimbing dan mengarahkan anak-anak pada objek yang dikunjungi. Peran ini tentunya akan sangat membantu para pendidik dan para petugas dari lembaga pendidikan dalam melaksanakan kegiatan. Orang tua, pendidik, dan anak-anak akan berbaur berpadu sehingga tercipanya suasana keakraban yang dapat membangun minat semua pihak untuk memanggil berbagai hal melalui karyawisata ini dengan penuh semangat.
Dalam karyawisata ini orang tua dapat terlibat dalam seluruh pengelolaan kegiatannya, dari mulai perencanaan sampai dengan pelaksanaannya. Dalam tahap perencanaan orang tua dapat diminta pendapat dan sarannya tentang objek yang akan dikunjungi. Banyak hal yang terkait dengan objek tersebut misalnya lokasi tempat objek karyawisata yang dituju, tempat persinggahan bahkan tempat pemondokan.
Selain itu orang tua juga dapat dilibatkan dalam perencanaan mengenai kegiatan kulikuler berupa kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan anak, kebutuhan masyarakat, sumber-sumber dan kesanggupan anak dan lain-lain. Orang tua juga dapat terlibat dalam penyiapan alat-alat yang dibutuhkan dalam karyawisata sehingga penyediaan tidak hanya mendadi tanggung jawab pihak pendidik PAUD akan tetapi orang tua dapat berkontribusi secara aktif.
Demikian pula dalam pengadministrasian kegiatan karyawisata, orang tua dapat membantu pendidik dalam hal sebagai berikut :
1.      Mengadministrasikan surat-surat untuk pelaksanaan kegiatan. Tentu dalam hal ini yang memiliki kewenangan utamanya adalah pihak lembaga PAUD Karena secara kelembagaan lembaga PAUD lah yang berwenang mengeluarkan surat-surat tersebut terutama terkait dengan legalitas pengadministrasiannya. Namun untuk hal-hal teknis yang dapat dibantu oleh para orang tua, misalnya mengetik isi surat, mengelem sampul surat, menempel prangko, tentu dapat dilakukan melalui bantuan para orang tua.
2.      Meminta izin kepada pihak-pihak pengelola objek karyawisata yang akan dikunjungi pun dapat dibantu oleh para orang tua. Banyak cara yang dapat dilakukan orang tuamisalnya dengan cara membantu menelepon, mengirimkan surat, atau melalui utusan secara langsung.
3.      Membantu pendidik dalam mengadakan pembagian pekerjaan diantara anak-anak dalam kelompok sehingga ada pembagian tugas yang merata.
Dalam pelaksanaan karyawisata, pendidik dapat melibatkan orang tua dalam mengecek kembali persiapan pemberangkatan, melakukan pengecekan akhir antara lain kondisi badan anak, pakaian, perlengkapan, surat izin anak, dan sebagainya. Pada saat semua peserta karyawisata tiba di objek wisata, pendidik dapat melibatkan orang tua untuk merangsang dan mendorong anak-anak melakukan kegiatan-kegiatan belajar dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan belajarnya secara kelompok atau individual.
Pada saat kegiatan karyawisata berakhir, setelah selsai melakukan kunjungan pendiidk dapat melibatkan orang tua dalam memeriksa kembali anak-anak, seperti keadaanya, perlengkapan yang dibawanya, dan lain-lain terutama anak yang masih kecil. Setelah tiba kembali di lembaga PAUD orang tua dapat dilibatkan dalam mengumpulkan anak-anak sebagai pengecekan terakhir. Kalua memang diperlukan, pada kegiatan ini pendidik dapat memberikan petunjuk-petunjuk atau pengumuman-pengumuman yang perlu baik bagi anak-anak maupun bagi orang tua yang telah berkontribusi dalam kegiatan karyawisata tersebut. Jangan lupa ucapkan terimakasih dan penghargaan kepada para rang tua atas keterlibatannya dalam kegiatan lembaga PAUD.
Kegiatan selanjutnya adalah interpetasi pengalaman. Dalam kegiatan ini anak-anak dibimbing oleh pendidik dan didampingi para orang tua menilai hasi kunjungan mereka dengan cara bercakap-cakap dan saling mengemukakan pengalaman masing-masing. Orang tua dapat dilibatkan dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana tentang hal-hal yang diketahui anak. Dalam kegiatan inilah guru melakukan penilaian terhadap kemajuan belajar anak-anak.
2.2.Membuat perlengkapan atau bahan program kegiatan pengembangan.
Para orang tua dengan beragam latar belakang pekerjaannya, dalam hal tertentu, sangat potensial dilibatkan untuk membantu kegiatan belajar anak melalui pembuatan perlengkapan atau penyediaan bahan-bahan belajar anak. Sebagai contoh, orang tua yang memiliki keterampilan dalam dunia pertukangan, dengan keterampilan memotong kayu, memilih berbagai jenis kayu, menggunakan cat kayu, sampai dengtan mengemas kayu menjadi berbagai barang kebutuhan yang dijual dipasaran, dapat dilibatkan oleh pendidik PAUD untuk membantu mengembangkan media dan alat-alat permainan edukatif misalnya pembuatan flip chart, puzzle, papan display, dan lain sebagainya yang berbahan utama kayu.
Bentuk kerjasama yang dapat dikembangkan antara lain pihak pendidik yang membuat rancangan media dan alat-alat permainan tersebut sementara yang membuatnya adalah orang tua anak. Rancangan atau desain ini sangat penting dikembangkan pendidik dengan alasan para pendidik pada umumnya mengetahui syarat-syarat dalam pengembangannya dari mulai kriteria, edukatif, teknis dan estetisnya. Kriteria edukatif terkait dengan ketentuan bahwa media bahwa media atau alat pemainan untuk anak itu tidak bisa asal jadi, akan tetapi harus diawali dari analisis pengembangannya terhadap tujuan yang tertera dalam program yang telah ada. Kita memahami betul bahwa nilai edukatif dalam media atau alat permainan tersebut didasarkan pertimbangan apakah pengembangan alat permainan dan media memperhatikan program atau tidak.
Dalam pengembangan media atau alat permainan ini para pendidik harus mencantumkan nama alat permainan, manfaat atau kegunaan, bahan-bahan yang dibutuhkan, cara atau teknik penggunaan, termasuk gambar rancangannya. Kriteria teknik terkait dengan bagaimana secara teknis pembuatan media dan alat permainan tersebut dikembangkan dengan sebaik-baiknya dari mulai pemilihan bahan, pemberian warna, dan hal-hal teknis lainnya. Mungkin anda pernah menemukan alat permainan pohon hitung yang terbuat dari tripleks, sedangkan paku di tancapkan pada tiangnya tidak rapi sehingga jika terkena tangan anak, akan dapat merobek tangannya. Contoh tersebut menunjukan secara teknis pembuatan media atau alat permainan ini harus diperhatikan dengan baik. Contoh yang lain jika pendidikan membuat puzzle dengan bahan dasar tripleks maka ujung-ujungnya tidak boleh runcing Karena jika jatuh dan mengenai anggota tubuh anak, akan sangat berbahaya Karena dapat menyebabkan luka pada anak.
Adapun kriteria estetis terkait denagn keindahan media dan alat permainan sehingga alat permainan yang dibuat, dapat menarik minat anak untuk memainkannya. Kriteria ini akan sangat terkait dengan desain, pemilihan warna, komposisi dan bentuk dari media yang dibuat. Alat permainan dan media untuk anak harus dikemas dengan menggunakan berbagai warna yang menarik. Anda mungkin pernah menemukan alat permainan yang dibuat dengan hanya satu warna dengan warna yang gelap. Kemasan seperti itu tentu kurang menarik bagi anak. Nah, pembuat media dan alat permainan untuk anak harus memahami ini sebagai bagian penting sehingga media yuang dibuat diminati oleh anak.
Hasil desain tersebut selanjutnya diserahkan kepada para orang tua yang memiliki keterampialn dalam membuatnya. Sering kali da;am prosesnya, ada masukan dari orang tua terhadap rancangan yang diberikan oleh pendidik dalam batas-batas tertentu yang dapat dipahami dan diterima, masukan tersebut perlu untuk diperhatikan. Namun jika tidak, pedidik seyogianya membimbing dan mengarahkan secara langsung sehingga alat yang dibuat sesuai dengan desain yang dirancang, selain peralatan atau media seperti yang dikemukakan tersebut, orang tua pun dapat terlibat dalam menyediakan bahan-bahan atau alat-alat permainan yang sederhana yang terbuat dari kertas misalnya dalam bentuk kapal-kapalan, mobil-mobilan, dan lain sebagainya. Roncean yang terbuat dari pelastik pun dapat dikembangkan oleh irang tua. Media atau alat permainan yang memerlukan alat-alat pertukangan, biasanya harus dikerjakan dirumah, sedangkan yang berbahan dasar kertas dan plastik. Biasanya dapat dikerjakan di ruang khisis yang disediakan untuk orang tua oleh lembaga PAUD. Ruangan tersebut dapat kita sebut dengan ruang keluarga.
Ruangan keluarga ini seyogianya .memiliki karpet dan sofa atau kursi yang empuk. Jika memungkinkan, kudapan sederhana serta teh atau kopi sebaiknya juga tersaji. Gambar hasil karya anak dan proyeksi lainnya, sebaiknya menghiasi dinding. Jika ruangan ini digunakan untuk acara kelompok seperti pertemuan,, kursi lipat juga sebaiknya tersedia.
Klaborasi atau kerjasama seperti ini tentunya sangat menguntungkan kedua belah pihak. Orang tua memiliki kedekatan secara pisikologis kepada para pendidik anak-anaknya di lembaga PAUD. Adapun guru dapat menambah wawasan tentang pembuatan media atau alat permainan tertentu yang selama ini tidak mampu dibuatnya sendiri. Selain itu dengan kegiatan ini pendidk dapat berkomunikasi tentang anak didiknya, langsung kepada orang tua anak sehingga memiliki laporan otentik tentang perkembangan anak pada saat bersama orang tuanya di rumah.
Selintas bentuk pelibatan ini sangat sederhana, namun jika dilihat dari pengalaman dan kontribusi diberikan orang tua, kegiatan akan sangat luarbiasa. Orang tua akan memiliki kebanggan Karena dapat berkontribusi unhtuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan anaknya di lembaga PAUD.
2.3.Membantu Memperbaiki Peralatan Atau Alat Permainan Di Luar Kelas
Pelibatan orang tua di lembaga PAUD dapat diupayakan dengan mempasilitasi orang tua untuk memperbaiki berbagai peralatan atau permainan di luar kelas. Permainan dan peralatan diluar kelas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan pengembangan anak. Pada umumnya sebelum anak-anak masuk kelas, biasanya mereka menggunakan alat-alat tersebut sebelum menunggu jam kegiatan dimulai. Demikian juga pada saat istirahat, alat-alat tersebut pasti sangat ramai dimainkan oleh anak-anak.
Peralatan yang digunakan secara terus menerus tentunya pada waktu-waktu tertentu mengalami kemacetan atau bahkan kerusakan. Peralatan yang macet tentu memerlukan perawatan dan sudah rusak membutuhkan perbaikan. Jika perawatan dan perbaikan ini semuanya harus dilakukan oleh pihak lembaga rasanya cukup memberatkan. Namun lain hal nya jika beban tersebut dijadikan sebagai media pelibatan orang tua, pihak lembaga dapat meminta bantuan para orang tua untuk memperbaiki peralatan dan alat tersebut.
Alat-alat permainan diluar kelas seperti ayunan, jungkitan, sering kali mengalami kemacetan Karena sering di pakai atau terkena hujan dan panas sehingga membutuhkan perawatan yang insentif dengan mengoleskan oli atau stempel pada alat permainan tersebut harus di bersihkan sehingga alat tersebut dapat berfungsi kembali dengan normal. Alat-alat yang lain seperti tangga majemuk, papan luncur yang catnya sudah terkelupas dan berkarat, tentu tidak akan nyaman bahkan dapat membahayakan bagi anak. Anak sering kali menggunakan alat-alat tersebut dengan tidak berhati-hati. Alat-alat seperti ini perlu segera dihampelas dan di cat lagi sehingga selain bisa digunakan kembali, tampilannya pun akan menjadi bagus lagi sehingga dapat menarik minat anak untuk memainkannya.
Pekerjaan perawatan dan perbaikan seperti itu sangat mungkin dilakukan oleh orang tua yang ingin berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan pengembangan anak di lembaga PAUD. Anak-anak tentu akan senang jika alat-alat permainannya dapat berfungsi kembali dengan warna yang cerah seagaimana waktu pertama kali alat ini ada di Lembaga PAUD.
2.4.Membawakan Buku Dan Mainan Untuk Anak-Anak
Buku adalah salah satu media atau sumber belajar yang sangat digemari anak, apalagi jika kemasannya menarik dan penuh warna. Ketersediaan buku di lembaga PAUD tidak selamanya memadai sehingga perlu tambahan koleksi buku. Buku-buku ini sangat penting keberadaannya untuk menstimulasi dan mengembangkan kemampuan berbahasa anak.
Keterbatasan koleksi buku yang dialami lembaga PAUD dapat diatasi dengan melibatkan orang tua untuk membawakan buku-buku. Tidak jarang ada orang tua anak yang dirumahnya memiliki koleksi buku yang cukup banyak. Selain jumlahnya banyak, buku-buku tersebut pada umumnya relative baru sesui dengan tuntunan anak. Lembaga PAUD yang pengadaannya sanagt terbatas sehingga koleksi pun kurang baru.
Kondisi demikian dapat diatasi dengan meinta parsitipasi orang tua yaitu dengan membawakan buku-buku yang ada di rumah untuk dibaca anak-anak di lembaga PAUD. Buku-buku tersebut tentunya sesuai dengan kebutuhan anak. Kalaupun ada buku untuk orang tua tentunya harus terkait dengan kegiatan bimbingan dan pengasuhan bagi anak. Buku-buku tersebut akan sangat besar mangaatnya bagi anak-anak di lembaga PAUD daripada harus di pajang saja di rumah. Kesepakatan dapat di buat dengan para orang tua apakah buku itu di hadiahkan pada lembaga atau di pinjamkan dalam waktu-waktu tertentu saja.
Agar ketersediaan dan pinjaman buku ini terjaga maka jika memungkinkan pihak lembaga dan orang tua dapat memanfaatkan ruang keluarga sehingga sirkulasi dan peminjamannya terkordinasikan dengan baik. Hal ini penting jika dilakukan Karena jika tidak diperhatikan dapat menyebabkan hilangnya koleksi tentu merugikan semua pihak.
Buku-buku dan mainan sebaiknya dapat di pinjam  orang tua untuk dipakai di rumah. Gunakan lenbar atau kartu peminjam untuk mencatat siapa yang meminjam buku atau mainan dan kapan mereka harus mengembalikannya. Periode peminjam yang sesuai biasanya dua atau tiga minggu. Keluarga sebaiknya dapat meminjam buku dan mainan sesering yang mereka inginkan.
Buku anak-anak akan memberikan waktu yang khusus bagi anak dan orang tua, dan membaca di rumah akan meningkatkan kecintaan mereka terhadap bacaan. Proses peminjaman yang serupa dapat pada buku. Ruang keluarga sebaiknya memiliki buku mengenai perkembangan dan pengasuhan anak yang dapar di pinjam keluarga untuk dapat di baca di rumah. Jika buku seperti itu tidak tersedi, para guru sebaiknya menuliskan artikel sederhana mengenai perkembangan anak agar dibaca oleh para orang tua. Para anggota keluarga boleh menggunakan pertemuan pertemuan denga para orang tua untuk berbagai keterangan mengenai bagaimana cara membesarkan anak dengan baik, dan ide-ide yang muncul dituliskan sehingga bisa dibaca oleh yang lain.


BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Pada saat kegiatan karyawisata berakhir, setelah selsai melakukan kunjungan pendiidk dapat melibatkan orang tua dalam memeriksa kembali anak-anak, seperti keadaanya, perlengkapan yang dibawanya, dan lain-lain terutama anak yang masih kecil. Setelah tiba kembali di lembaga PAUD orang tua dapat dilibatkan dalam mengumpulkan anak-anak sebagai pengecekan terakhir. Kalua memang diperlukan, pada kegiatan ini pendidik dapat memberikan petunjuk-petunjuk atau pengumuman-pengumuman yang perlu baik bagi anak-anak maupun bagi orang tua yang telah berkontribusi dalam kegiatan karyawisata tersebut. Jangan lupa ucapkan terimakasih dan penghargaan kepada para rang tua atas keterlibatannya dalam kegiatan lembaga PAUD.
Kegiatan selanjutnya adalah interpetasi pengalaman. Dalam kegiatan ini anak-anak dibimbing oleh pendidik dan didampingi para orang tua menilai hasi kunjungan mereka dengan cara bercakap-cakap dan saling mengemukakan pengalaman masing-masing. Orang tua dapat dilibatkan dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana tentang hal-hal yang diketahui anak. Dalam kegiatan inilah guru melakukan penilaian terhadap kemajuan belajar anak-anakBanyaknya koleksi buku di lembaga PAUD yang dikelola atas kerja sama antara pendidik dan para orang tua. Hal ini kan menciptakan suatu kemitraan yang harmonis dan ilmiah. Harmonis ditandai dengan terbinanya kerjasama antar kedua belah pihak. Sedangkan iklim ilmiah di tunjukan dengan dibuatnya suatu unit keluarga atau ruang keluarga yang di dalamnya di lengkapi dengan ketersediaan buku-buku yang menunjang informasi tentang anak. Para rang tua lebih memahami penyelenggaraan anak usia dini dengan di dasari teori-teori yang tepat sebagaimana yang tertera didalam buku-buku yang ada diruang keluarga.
Sangat banyak manfaat yang dapat diperoleh melalui ketersedian bahan-bahan bacaan atau buku baik manfaat bagi orang tua tapi juga untuk anak-anak yang ada di lembaga PAUD tersebut. Ini menjadi pertanda yang sangat pentingbagi semua pihak dalam penyelenggaraan dan penyiapan generasi muda yang memiliki minat baca yang memadai sehingga dalam kehidupannya kelak mereka akan melek terhadap berbagai informasi dan perkembangannya yang sanagat pesat.
Demikian berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan keterlibatan orang tua dalam kegiatan di luar kelas yang terkait dalam kegiatan pengembangan di lembaga PAUD. Tentu saja dalam pelaksanaannya, masih sangat banyak cara lain yang dapat diguakan untuk menjalin kerjasama dan keterlibatan orang tua di lembaga PAUD.
3.2.Saran
Dalam makalah ini penulis hanya mengulas cara melibatkan orang tua dalam pendidikan secara garis besar saja, sehingga penulis berharap para pembaca bisa menggunakan sebagai referensi karena pada praktiknya akan kembali disesuaikan dengan kebutuhan pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Penerjemah : Ali Nugraha. A.Sy Dina Dwiyono. Badru Zaman
Penerbit : Universitas Terbuka


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Pertempuran Ambarawa

MAKALAH KASUS FREDDY BUDIMAN